Hubungan Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi dengan Angka Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cirinten
Abstract
Stunting adalah hasil dari kekurangan gizi kronis dan berulang pada ibu dan anak. Prevalensi balita stunted (TB/U) Kabupaten Lebak Tahun 2021 sebesar 27,3%. Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cirinten memiliki jumlah balita stunting sebesar 123 balita (5,11%). Mengetahui hubungan sosial budaya dan sosial ekonomi dengan angka kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cirinten. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain case control, sebanyak 88 sampel (44 kasus, 44 kontrol) dengan tehnik pengambilan data secara random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Tempat penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cirinten. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2023. Ada hubungan antara pantangan makan ibu dengan angka kejadian stunting (P value 0,0005). Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan angka kejadian stunting (P value 0,019). Ada hubungan pendidikan ibu dengan angka kejadian stunting (P value 0,006). Tidak ada hubungan pendidikan ayah dengan angka kejadian stunting (P Value 0.093). Pantangan makan, pendapatan keluarga, pendidikan ibu memiliki hubungan yang bermakna dengan angka kejadian stunting. Ibu balita yang memiliki balita stunting disarankan untuk tidak melakukan pantangan makan dan pantangan yang lainnya yang dapat merugikan bagi kesehatan ibu dan balita. Puskesmas terkait dapat mengoptimalisasikan program integrasi lintas sectoral. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai upaya pencegahan dan penganganan stunting sejak dini.
Downloads
References
Prakhasita RC. Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya.
Kemenkes RI. Hasil SSGI Tahun 2021 Kabupaten/Kota. Has SSGI Tahun 2021 Kabupaten/Kota.
EPPGBM PC. EPPGBM Puskesmas Cirinten Stunted Agustus 2022.
Faradila F, Ningtyias FW, Kesehatan F, et al. Gambaran Sosio Budaya Gizi Pada Balita Stunting Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.
Ramulondi M, Wet H De, Ntuli NR. Traditional food taboos and practices during pregnancy , postpartum recovery , and infant care of Zulu women in northern. 2021; 2: 1–19.
Intan T. PADA PEREMPUAN INDONESIA FEMINIS. 2018; 11: 233–258.
Humaeni A. Tabu perempuan dalam budaya masyarakat banten. 27.
Nadhiroh SR, Ni’mah K. Faktor yang berhubungan dengan kejadian.
Akbar H, Mauliadi Ramli. Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan di Kota Kotamobagu. Media Publ Promosi Kesehat Indones 2022; 5: 200–204.
Nursyamsiyah, Sobrie Y, Sakti B. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 1 – 24 Bulan. Syntax Lit ; J Ilm Indones 2021; 6: 5061.
Umami W, Darmawati. Cultural Internalizational on Pregnant Women in Working. 2018; 2–7.
Sutarto S, Azqinar TC, Puspita Sari RD. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. J Dunia Kesmas 2020; 9: 256–263.
Rufaida R& H. Hubungan Faktor Keluarga dan Rumah Tangga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Tiga Desa Wilayah Kerja Puskesmas Sumberbaru Jember. J Chem Inf Model 2020; 53: 1689–1699.
Ngaisyah RD. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Kanigoro, Saptosari Gunung Kidul. J Med Respati 2015; 10: 65–70.
Husnaniyah D, Yulyanti D, Rudiansyah. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting | Husnaniyah | The Indonesian Journal of Health Science, http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/view/4857# (2020).
Copyright Notice
Pernyataan Hak Cipta dan Lisensi
Dengan mengirimkan manuskrip ke Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius, penulis setuju dengan kebijakan ini. Tidak diperlukan persetujuan dokumen khusus.
Hak Cipta :
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
Hak cipta atas artikel apa pun di Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius dipegang penuh oleh penulisnya di bawah lisensi Creative Commons CC BY-NC-SA 4.0.
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mempertahankan semua hak mereka atas karya yang diterbitkan, tak terbatas pada hak-hak yang diatur dalam laman ini.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius sebagai yang pertama kali mempublikasikan dengan lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY-NC-SA-4.0).
- Penulis dapat memasukan tulisan secara terpisah, mengatur distribusi non-ekskulif dari naskah yang telah terbit di jurnal ini kedalam versi yang lain (misal: dikirim ke respository institusi penulis, publikasi kedalam buku, dll), dengan mengakui bahwa naskah telah terbit pertama kali pada Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius.
- Penulis menjamin bahwa artikel asli, ditulis oleh penulis yang disebutkan, belum pernah dipublikasikan sebelumnya, tidak mengandung pernyataan yang melanggar hukum, tidak melanggar hak orang lain, tunduk pada hak cipta yang secara eksklusif dipegang oleh penulis.
- Jika artikel dipersiapkan bersama oleh lebih dari satu penulis, setiap penulis yang mengirimkan naskah menjamin bahwa dia telah diberi wewenang oleh semua penulis bersama untuk menyetujui hak cipta dan pemberitahuan lisensi (perjanjian) atas nama mereka, dan setuju untuk memberi tahu rekan penulis persyaratan kebijakan ini. Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa pun yang mungkin timbul karena perselisihan internal penulis.
Lisensi :
Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius diterbitkan berdasarkan ketentuan Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC BY-NC-SA 4.0). Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk :
Menyalin dan menyebarluaskan kembali materi ini dalam bentuk atau format apapun serta menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan, bahkan untuk kepentingan komersial, selama mereka mencantumkan kredit kepada Penulis atas ciptaan asli.