Differences in Serum Creatinine Levels in Controlled and Uncontrolled Type 2 Diabetes Mellitus Patients
Abstract
Diabetes Mellitus is in the top 10 causes of death in the world. Indonesia ranks 5th out of 10 countries in the number of diabetes mellitus sufferers in adults aged 20-79 years. Type 2 Diabetes Mellitus is the most common type of Diabetes Mellitus. Examination of the HbA1c value is the gold standard examination for Type 2 Diabetes Mellitus. In PERKENI 2021, the risk of suffering from Type 2 Diabetes Mellitus increases with increasing age and it is recommended to screen for Type 2 Diabetes Mellitus at the age of > 40 years. The second most common complication of Diabetes Mellitus in Indonesia is nephropathy. Diabetic nephropathy is the main cause of end-stage renal failure which is the 5th stage of chronic renal failure. Examination of creatinine in the blood is an important parameter to determine kidney function. The aim of this study was to determine the average difference between serum creatinine levels in controlled and uncontrolled type 2 diabetes mellitus. This research was an analytical observational study with a cross-sectional design using secondary data from Type 2 Diabetes Mellitus sufferers without Chronic Kidney Failure from medical records at Hospital X in Jakarta in January-December 2023. The research data consisted of 368 respondents. The result was p-value = 0.688. The conclusion of this study is that there is no difference in mean between serum creatinine levels in controlled and uncontrolled Type 2 Diabetes Mellitus sufferers. Furthermore, research can be carried out using respondents with a duration of Diabetes Mellitus ≥ 10 year.
Downloads
References
World Health Organization. 2020. The top 10 causes of death. Available from URL: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes- of-death. Cited 2024 February1.
International Diabetes Federation. 2019. IDF Diabetes Atlas 9th Edition. 2019. Available from URL: https://Diabetesatlas.org/atlas/ninth-edition/. Cited 2024 January 25.
International Diabetes Federation. 2021. IDF Diabetes Atlas 10th Edition. Available from URL: https://Diabetesatlas.org/atlas/tenth-edition/. Cited 2024 January 25
RISKESDAS. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB) (Anggota IKAPI). Jakarta.
Soelistijo S. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021. Glob Initiat Asthma [Internet]. 2021;46. Available from: www.ginasthma.org.
Cleveland Clinic.2024. End Stage Renal Kidney disease. Available from URL: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16243-end-stage- renal-kidney-disease. Cited 2024 February 4
Indonesian Renal Registry. 2019. 12th Report Of Indonesian Renal Registry 2019. Available from
URL: https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202019.pdf. Cited 2024 February 3
Indonesian Renal Registry. 2020. 13th Report Of Indonesian Renal Registry 2020. Available from
URL: https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202020.pdf. Cited 2024 February 3
Zulfian, Anggunan, Syuhada VS. Hubungan Kadar HbA1c dengan Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada. Bandar Lampung Tahun 2022 Medula |. 2021;11(April 2021):224–30.
Ahat F. Korelasi Kadar HbA1c Dengan Kadar Kreatinin Pada Pasien Diabetes Melitus Kronis. J Muhammadiyah Med Lab Technol. 2023;6(2):178–83.
Komariah K, Rahayu S. Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat. J Kesehat Kusuma Husada. 2020;(Diabetes Melitus):41–50.
Fadhilah M. Gambaran Tingkat Risiko dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Buaran, Serpong. J Kedokt Yars. 2017;24(3):186–202.
Amelia KR, Sofiani Y. Self-Monitoring of Blood Glucose dalam Mencegah Neropati pada Ektremitas Bawah Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Indones J Nurs Sci Pract. 2020;58–72
Kistianita AN, Yunus M, Gayatri RW. Analisis Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Usia Produktif Dengan Pendekatan Who Stepwise Step 1 (Core/Inti) Di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Prev Indones J Public Heal. 2018;3(1):85.
Andrade CS, Ribeiro GS, Santos CAST, Neves RCS, Moreira ED. Factors associated with high levels of glycated haemoglobin in patients with type 1 Diabetes: A multicentre study in Brazil. BMJ Open. 2017;7(12):1–10.
Bin Rakhis SA, AlDuwayhis NM, Aleid N, AlBarrak AN, Aloraini AA. Glycemic Control for Type 2 Diabetes Mellitus Patients: A Systematic Review. Cureus. 2022;14(6):6–13.
Zaininda E, Utama D. Hubungan antara Kadar HBA1C dan Kadar Serum Kreatinin dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo. 2023;15(2):1–11.
Rivandi J, Yonata A. Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik. J Major [Internet]. 2015;4(9):27–34. Available from: http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1404/1246
Rokim MA. Pengaruh Kadar HbA1c Darah dengan Kadar Kreatinin Plasma pada Pasien Diabetes Melitus di Klinik Bandar Lor Kota Kediri Effects of Blood HbA1c Levels with Plasma Creatinine Levels in Patients with Diabetes Mellitus in Clinics Bandar Lor, Kediri City. J Sint Penelit Sains, Terap dan Anal [Internet]. 2020;1(1):1–8. Available from: http://jurnal.iik.ac.id/index.php/jurnalsintesis/article/view/3
Gosmanov AR, Wall BM, Gosmanova EO. Diagnosis and treatment of diabetic kidney disease. Am J Med Sci. 2014;347(5):406–13.
ES HS, Decroli E, Afriwardi A. Faktor Risiko Pasien Nefropati Diabetik Yang Dirawat Di Bagian Penyakit Dalam Rsup Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat Andalas. 2018;7(2):149.
Copyright Notice
Pernyataan Hak Cipta dan Lisensi
Dengan mengirimkan manuskrip ke Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius, penulis setuju dengan kebijakan ini. Tidak diperlukan persetujuan dokumen khusus.
Hak Cipta :
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
Hak cipta atas artikel apa pun di Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius dipegang penuh oleh penulisnya di bawah lisensi Creative Commons CC BY-NC-SA 4.0.
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mempertahankan semua hak mereka atas karya yang diterbitkan, tak terbatas pada hak-hak yang diatur dalam laman ini.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius sebagai yang pertama kali mempublikasikan dengan lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (CC BY-NC-SA-4.0).
- Penulis dapat memasukan tulisan secara terpisah, mengatur distribusi non-ekskulif dari naskah yang telah terbit di jurnal ini kedalam versi yang lain (misal: dikirim ke respository institusi penulis, publikasi kedalam buku, dll), dengan mengakui bahwa naskah telah terbit pertama kali pada Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius.
- Penulis menjamin bahwa artikel asli, ditulis oleh penulis yang disebutkan, belum pernah dipublikasikan sebelumnya, tidak mengandung pernyataan yang melanggar hukum, tidak melanggar hak orang lain, tunduk pada hak cipta yang secara eksklusif dipegang oleh penulis.
- Jika artikel dipersiapkan bersama oleh lebih dari satu penulis, setiap penulis yang mengirimkan naskah menjamin bahwa dia telah diberi wewenang oleh semua penulis bersama untuk menyetujui hak cipta dan pemberitahuan lisensi (perjanjian) atas nama mereka, dan setuju untuk memberi tahu rekan penulis persyaratan kebijakan ini. Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa pun yang mungkin timbul karena perselisihan internal penulis.
Lisensi :
Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius diterbitkan berdasarkan ketentuan Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC BY-NC-SA 4.0). Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk :
Menyalin dan menyebarluaskan kembali materi ini dalam bentuk atau format apapun serta menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan, bahkan untuk kepentingan komersial, selama mereka mencantumkan kredit kepada Penulis atas ciptaan asli.